Welcome to idiot's blog

Assalamualaikum



mungkin ada yang aneh dari judul blog ini tapi saya hanya ingin mengingatkan bahwa kelebihan yang tersembunyi dibalik keidiotanlah yang sesungguhnya luar biasa akan tetapi sering di pandang sebelah mata.




Bapak-bapakku Where are You?

22 Aug 2011

Live
Pagi 22 Agustus 2011 (22 Ramadhan 1432 H) pagi dini hari yang indah seperti biasa dengan sekuat tenaga aku paksa tubuh ini untuk bangun dan bersentuhan dengan air, belum selesai perjuangan hingga kaki ni melangkah masuk masuk masjid seperti kebiasaan muslim lainya di 10 hari di bulan Ramadhan untuk beriktikaf. Begitu juga denganku selalu berusaha saya sempatkan untuk ke masjid sebelum makanan sahur telah siap.

Ramadhan kali ini lagi-lagi tidak bersama keluarga karena harus mengikuti progam PM (Pengabdian masyarakat) yang diselenggarakan kampus sebagai pengganti program KKN. Kami 15 orang di tempatkan di masjid besar Al-Ridlo Kauman Mojoagung Jombang. Dari awal sudah disepakati untuk sahur tugas para cekwek memasak dan kita yang cowok setiap pagi harus berkunjung ke kos mereka untuk maka sahur.

Sudahlah, bukan tentang PM yagng mau saya ceritakan kali ini tapi sebuah pemandangan pagi yang memaksa jari-jari saya untuk mengetikkannya dalam tuisan ini. Sebenarnya sebuah hal yang mungkin kawan-kawan juga sering jumpai hal-hal seperti ini, tetapi sebuah pembicaran dengan kawan lah yang membuat saya sadar bahwa hal biasa ini yang seharusnya menjadi perhatian lebih.

Dalam perjalanan kembali dari kos cewek setelah makan sahur, di teras sebuah rumah sempat saya melihat seorang pria paruh baya biasa dengan pakaian kumal berantakan lengkap segala peralatan yang dia dapat dari tempat sampah. Sebenarnya waktu berangkat saya sudah melihat tetapi setelah pulang tiba-tiba muncul pertanyaan dalam diri saya “Seandainya terjadi apa-apa pada orang ini bagaimana ya? Siapa yang harus bertanggung jawab dan merawatnya? Apa yang punya rumah mau ya merawat orang ini? Kalau mau di kembalikan keluarga, dimana keluarganya?” serangan prtanyaan itu langsung saya berikan ke teman-teman . sejenak kita semua diam dan bingung. Lalu muncul jawaban, “paling ya di laporin polisi, polisi nyuruh rumah sakit ya sudah rumah sakit yang mengurus kalau keluarganya di temukan ya di kembalikan kalu tidak akan di awetkan dan di jual untuk kepentinagn akademik.”

“Ya Allah begitukah nasib orang ini kelak?” dalam hati saya berontak. Tiba-tiba teringat sama UUD 1945 pasal 34 yang telah disampaikan saat kuliah.

  1. Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
  2. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
  3. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
  4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undangundang.


“Beginilah sebenarnya konstitusi negara ini mengatur semuanya ini tapi kenapa? Dengan terang-terangn konstitusi yang kita mulyakan dilanggar. Bagamana dengan nasib orang ini? Apakah nasib orang ini sudah mendapat jaminan sesuai kemanusiaan? TIDAK! ” yang benar adalah orang ini tidak lebih beruntung dari binatang peliharaan, bahkan nasibnya lebih teragis dari kuucing liar yang dibuang majikanya. Ya Allah kemana para penguasa negeri ini? Kemana bapak-bapak kita itu?

Mendengar berita pemulang seorang tersangka kasus korupsi yang telah di tangkap di luar negri menelan biaya milyaran rupiah, kasus penyalahgunaan uang negara yang merugikan negara trilliunan rupiah. Sedangkan kita semua tau masih banyak orang seprti nasib bapak ini di luarsana. Terus, bagai mana nasib mereka? Haruskah mereka di angkut satpol PP dan di usir karena di anggap meresahkan warga? Ya Allah sebuah pemandangan pagi yang berhasil menusuk mata ku hingga Air mata ini menggenang.
Wahai bapak-bapakku pemimpin bangsa Where are you? Apa yang selama ini kalian lihat pada negeri ini? Sejauh mana usaha kalain untuk negeri ini? Bagaimana kalian tega hanya memikirkan perut kalian yang mulai membuncit dengan mengenyampingkan hak-hak saudara kita itu. Pantaskah kalian mengaku orang terhormat, berpendidikan, bijaksana dengan polah tingkah kalian yang tidak lebih baik dari binatang. Lantas kepada siapa yang harus bertanggung jawab atas semua ini?

“Ya Allah 66 tahun sudah Indonesiaku ini berdiri tegak atas berkat dan rahmatMu. Ampunilah dosa kami, dosa ibu bapak kami dosa para pemimpin negeri ini. Naungilah kami semua dengan cinta dan hidayahMu. Jangan biarkan hati-hati kami,dan hati-hati pemimpin kami mengeras tanpa perduli kepada negeri ini. Jadikanlah Indonesaku ini Indonesa yang baldatun toyyibatun wa Rabbun ghofur.”

Kacaunya tulisan ini semoga mampu mengungkapkan kekacauan negeri kita ini. Marilah kawan semua, kalau bukan kita para pemuda generasi bangsa yang perduli dan merubah negeri kita ini lantas siapa? Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu a’lam bissowab.


# Seri Benci tapi Cinta Indonesiaku

1 comments:

Anonymous said...

numpang lewat..

Post a Comment

About Me

My photo
madiun, jawa timur, Indonesia
I am studied Islamic Law in Islamic state Univercity of Malang. Syariah alwais in my live

Followers

forum silaturahim


ShoutMix chat widget

Guest Fans