Malang Tempo Dulu (MTD) adalah sebuah perhelatan besar
tahunan yang kehadiranya sudah di tunggu-tunggu oleh mayoritas penduduk kota
malang, bahkan wisatawan luar daerah hingga manca negara menanti-nanti hadirnya
momen tersebut. Acara yang luar biasa
dengan biaya tidak sedikit ini diselenggarakan oleh pemerintah kota Malang
dalam rangka rangkaian peringatan hari jadi kota malang. Perhelatan ini selain
menjadi biburan bagi masyarakat kota malang juga mampu mengankat perekonomian
secara mikro karena kesempata masyarakat untuk berjualan saat perayaan ini,
bahkan perhelatan ini juga mampu meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah)
dengan bertambahnya jumlah wisatawan yang hadir dan memenuhi
penginapan-penginapan di sekitar kota.
Sebuah
potret masa lalu yang mampu tervisualisasikan dengan indah pada perhelatan ini,
sesuai dengan namanya “Malang Tempo Dulu” melalui kereatifitas masyarakat
malang mampu menyulap sepanjang jalan Ijen yang kurang lebih panjangnya 1 km
menggambarkan suasana jaman dahulu. Berbagai replik bangunan, design lapak
jualan, hingga barang-barang antik zaman dulu dapat kita temui ditempat ini,
berbagai macam barang-barang sisa zaman penjajah, lukisan-lukisan, foto para
pejuang kemerdekaan , model bangunan-bangunan belanda dan juga disuguhkan
kesenian-kesenian zaman dahulu seperti wayang, tari-tarian, musyik gamelan dan lain-lain yang menjadikan seolah benar-benar membawa
kita kembali ke dimensi masa lalu, ditambah lagi kostum yang digunakan ribuan
pengunjung yang datang selalu berbau zaman dulu, batik dan aksesoris-aksesori
zaman dulu seperti Sepeda antik dan lainya. Namun yang paling mengesankan
adalah para makanan-makanan yang dijual disini hampir semuanya masakan zamam
dulu, makanan yang biasa dimakan saat zaman penjajah bisa kita temukan di sini,
hingga masakan-masakan tradisional turun temurun dari masyarakat bisa kita
temui dengan rasa yang khas dan unik. bagi kaula muda tentunya ini akan menjadi
pengalam yang luar biasa, dan bagi para orang tua ini akan menjadi moment
kenangan yang mungkin bermaacam-macam interpretasinya. mungkin kalau boleh meminjam
kata-kata mas tuku momin ini sungguh Amazing.
Dibalik
keindaham gemerlam suasana Malang Tempo
Dulu tetap saja ada pro kontra dikalangan masyarakat, merekayang tidak suka
dengan keramaian menganggap MTD hanya sebuah kesia-sian, kemubadziran dan penuh
kemaksiatan. Namun secara pribadi saya berpendapat bahwa even-even kebudayaan
seperti ini sudah selayaknya untuk di pertahankan. Karena kebudayaan itu
sendiri tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan kita sebagai masyarakat. Saat Islam
turun pun tidak bisa terlepas dengan kebudayaan saat itu di arab sehingga
sering kita dengar firman Allah “Bahwa al-Qur’an itu turun sesuai dengan bahasa kaumnya” artinya
Islam sesungguhnya mengakui tentang keberadaan budaya itu sendiri. Dalam ulama’
Usul dikenal yang namanya Urf yaitu Norma-norma yang berlaku sebagai kebudayaan
tertentu itu bisa menjadi sumber hukum dalam Islam selama aturan dari norma-norma itu tidak
menentang ajaran-ajaran dalam Islam.
Kebudayaan
adalah sebuah hal yang rumit yang muncul dan disepakati oleh masyarakat,
tentunya kebudayaan itu ada yang baik yang bisa di pertahankan dan adayang
memang harus kita ganti dengan yang lebih baik. Kebudayaan yang baik yaitu yang
benar-benar lahir dari masyarakat dengan perinsip-perinsip kemaslahatan,
keadilan dan kesejahteraan setiap indifidu masyarakat, kebudayaan yang mampu
melindungi dan mampu memberikan efek positif didalam masyarakat karena memang
itu sudah fitrah manusia lebik cenderung kepada kebaikan dari pada kerusakan. Begitu
juga denga Islam adalah agama Fitrah yang menjunjung tinggi kemakmuran,
kesejahteran dan kemaslahatan Ummat sehingga sudah sebuah keniscayaan
kebudayaan yang baik itu tidak bertentangngan dengan ajaran agama. Nah inilah
yang harus sama-sama kita pahami bahwa tidak semua kebudayaan dam entitas
masyarakat itu berdampak negatif. Kalau boleh saya menganalogikan kebudayaan
itu layaknya butiran emas ditengah pasir yang hitam yang seharusnya kita mampu
dengan sabar memilah-milahnya.
Belajar
dari ulama wali songo dengan jasanya yang luar biasa memperkenalkan Islam di
tanah Jawa Ini. Tanpa sikap arogansi mereka mampu masuk menyusup ditengah
kebudayaan Jawa sehingga Isalam mapu diterima di masyarakat Jawa dan saat ini
mampu kita semua rassakan keindahanya. Saya kira sudah seharusnya itu
menginspirasi pribadi setiap muslim untuk lebih mampu memahami karakteristik
dan dinamika kebudayaan ditengah masyarakat saat ini agar kita bisa menyusupkan
kepada masyarakat misi perbaikan yang diwariskan oleh Rasulullah untuk umatnya
secara menyeluruh. Dan yang terpenting adalah mengcounter derasnya pengaruh negatif
dari budaya barat yang mengancam moral generasi bangsa.
Melalui
even-even kebudayaan kita mampu belajar banyak tentang budaya kita sendiri
dalam rangka mengenal masyarakat untuk menciptakan perbaikan. Saya memaknai
even MTD bukan sekedar sebuah tempat hiburan keramaian masyarakat, namu dengan
even kebudayaan seperti ini kita dapat belajar banyak tentang budaya bangsa
kita khususnya daerah Malang, apalagi kita sebagai generasi muda sebuah
kesempatan emas untuk kita benar-benar memahami
budaya kita dengan benar sehingga tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh
dari negatif kebudayaan lain.
Jadi
sungguh sangat Ironis jika moment MTD ini kita maknai dengan sangat sederhana.
khususnya kita para remaja, pemuda generasi Bangsa. Sungguh sangat miris jika even
MTD hanya kita jadikan tempat hura-hura, berfoya-foya, bahkan kita jadikan sarang
kemaksiatan dengan mengandeng pasangan pasangan lawan jenis yang belum halal
untuk dirikita, menjadika MTD menjadi alasan kita pulang malam dengan
pacarkita, menjadikan sebagai peluang untuk memuaskan nafsu-nafsu sesaat. Akan
sangat rugi jika moment yang luar biasa ini kita lewatkan begitu saja padahal
banyak ilmu dan pelacaran yang bisa kita ambil didalamnya. Sudah saatnya
generasi bangsa ini cerdas danpintar dalam memandang dan menyikapi segala
sesuatu karena bangsa ini telah menantikan kebangkitangenerasi-generasi muda
yang siap membawa bangsa ini menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera. Wallahu alam bissowab.....
#SALAM SATU JIWA AREMANIA
#SALAM SATU JIWA AREMANIA